Puisi

"KALUT" rindang pagi hari nafas maut menuliskan keringat darah putaran angin meracuni mata batin hilangkan debu bagai darah duri-duri jalanan berkelebat terus di dalam benak sang kesatria raungan anjing malam bisa lari dari jerat luka dalam bagai terjepit batu cadas dalam palung seribu menara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar